Sunday, December 2, 2018

ARTIKEL PERKEMBANGAN BAHASA ANAK USIA DINI




Pentingnya Literasi Sejak Usia Dini
Nila Khoirunaili
PGPAUD Universitas Negeri Malang -Malang
nilaakhoirunaili@gmail.com



Abstrak:. Pada era globalisasi seperti sekarang ini telah terjadi kemajuan yang sangat pesat pada bidang teknologi informasi. Kemajuan itu menuntut dukungan budaya baca tulis, yaitu perwujudan perilaku yang mencakup kemampuan, kebiasaan, kegemaran, dan kebutuhan baca tulis. Literasi merupakan salah satu keterampilan keaksaraan (baca tulis) yang dapat menggunakan fasilitas scaffolding dalam penggunaan rancangan bahan pendidikan. Tiga aspek penting yang harus diketahui tentang baca-tulis Anak sangat perlu dikenalkan literasi sedini mungkin, berawal dari kebiasaan orang sekitar terutama ayah dan ibunya akan sangat membantu anak dalam hal literasinya. Kemuadian peran guru juga menunjang bagaimana perkembangan literasi anak bisa berjalan.

Kata kunci: Membaca, menulis, anak usia dini



PENDAHULUAN


Perkembangan anak usia dini sangat penting dilaksanakan sebagai dasar bagi pembentukan kepribadian manusia secara utuh, yaitu untuk membentuk karakter, budi pekerti luhur, cerdas, ceria, terampil, dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa. Anak adalah individu yang berbeda, dan memiliki karakteristik sendiri sesuai dengan tahapan usianya.
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Anak usia dini memiliki keistimewaan. Pada usia ini, anak-anak sedang mengalami perkembangan baik fisik, maupun psikologisnya. Rentang perkembangan sepanjang kehidupan manusia dimulai dan didasari oleh pertumbuhan dan perkembangan anak sejak usia dini yang berlangsung sejak usia lahir – 6 tahun yang sering disebut Golden age.
Masa Golden age adalah masa dimana anak-anak sedang mengalami perkembangan secara pesat. PAUD adalah stimulasi bagi
masa yang penuh dengan kejadian penting dan unik yang meletakkan dasar bagi seseorang di masa dewasa.
Seorang guru di sebuah TK pernah mengatakan bahwa beberapa orang tua siswa meminta mereka untuk mengajarkan anaknya membaca dan menulis bahkan berhitung, dengan alasan agar anak bisa diterima di Sekolah Dasar ternama. Banyak Sekolah Dasar yang menggunakan seleksi bagi calon siswa baru mulai dari tes kemampuan membaca, menulis dan berhitung.
Untuk menstimulasi agar perkembangan tersebut berjalan, orang tua menuntut guru untuk memberi tugas, kegiatan pembelajaran bahkan pekerjaan rumah untuk anak terkait dengan kemampuan membaca dan menulis. Pada dasarnya oleh Dinas Pendidikan, anak tidak boleh diajarkan baca dan tulis terlebih dahulu karena belum sesuai dengan usia anak. Peraturan ini sudah disosialisasikan pada seluruh lembaga pendidikan anak usia dini. Peran guru kemudia menjadi sulit yaitu harus menjembatani permintaan orang tua agar anak dapat membaca dan menulis. Langkah yang bisa diambil guru adalah tetap memberikan stimulasi untuk membaca dan menulis pada anak usia PAUD dengan menghubungkan dengan teori dari beberapa ahli berikut ini.
Berdasarkan teori perkembangan kognitif dari Jean Piaget. Anak usia 2 sampai 7 tahun masuk pada tahap Pra-operasional. Dimana pada ada tahap ini anak sudah mengenal simbol, penggunaan bahasa sudah lebih cepat berkembang. Memori/ingatan dan imajinasi juga sudah mulai berkembang cepat. Namun pemikiran kognitif anak masih cenderung intuitif, belum mengenal konsep sebab-akibat atau konsep perbandingan secara lebih mendalam. Berdasar teori yang ada itu bisa simpulkan, bahwa anak usia 2 hingga 7 tahun sudah bisa diajarkan membaca dan menulis. Mereka akan cepat menangkap dan mempelajarinya. Tapi harus diperhatikan juga cara mengajarnya. Pemaksaan kepada anak untuk belajar, bukannya bermain akan menimbulkan dampak yang serius bagi perkembangan kepribadian anak. Apabila anak menolak, orangtua wajib menghentikan, karena belajar calistung dalam arti belajar di dalam ruang, duduk dengan tertib, menyimak, mendengar tanpa ribut, membuka buku, hanya untuk anak berusia 7 tahun atau lebih.



PEMBAHASAN


Menurut Neumann, Hood & Neumann (2009). Literasi merupakan salah satu keterampilan keaksaraan (baca tulis) yang dapat menggunakan fasilitas scaffolding dalam penggunaan rancangan bahan pendidikan. Tiga aspek penting yang harus diketahui tentang baca-tulis menurut Seefeldt & Wasik (2008) yaitu:
1.      Baca-tulis adalah perkembangan dari keterampilan membaca dan menulis maupun tindakan-tindakan kreatif dan analitis dalam memproduksi dan memahami teks.
2.      Perkembangan baca-tulis telah dimulai sejak lama sebelum anak-anak memulai instruksi formal dalam membaca.
3.      Belajar baca dan tulis penting bagi keberhasilan anak-anak di sekolah
Stimulasi yang paling baik pada tahap literasi adalah dengan membacakan cerita, kisah atau dongeng (Suyadi, 2010), selain itu bermain, bercerita, dan bernyanyi juga berperan penting dalam setiap kegiatan, karena berbagai kegiatan dapat disampaikan dengan menyenangkan dan menarik bagi anak (Inten, Permatasari, & Mulyani, 2016).
Stimulasi melalui bermain dapat menarik minat anak sehingga anak tidak merasa kesulitan untuk fokus, tidak mudah bosan dan capek. Anak tidak membutuhkan stimulasi yang tidak dirasakan sebagai belajar tetapi sebagai bermain yang sesuai dengan kebutuhan perkembangannya (Ruhaena, 2015). Pakar dalam bidang perkembangan kanak-kanak percaya bahwa bermain adalah cara terbaik bagi anak-anak mempelajari konsep yang kemudian digunakan untuk mempelajari hal-hal baru dimasa datang (Puteh & Ali, 2011).
Menurut Santrock (2012) anak-anak prasekolah adalah pelajar yang aktif, yang dapat mengeksplorasi dunia bersama teman-teman sebaya. Karakteristik anak prasekolah antara lain anak usia prasekolah (4-6 tahun) termasuk kedalam tahapan pra operasional yang artinya pada tahap ini anak akan mengerti dan mengenal simbol-simbol abstrak dan konkret (Delima, Arianti, & Pramudyawardani, 2015). Ciri utama dari tahap ini adalah berpikir simbolik dan berpikir intuitif, egosentris, dan animisme serta suka mendengarkan cerita dongeng (Lestari, 2013).
bermain yang sesuai dengan kebutuhan perkembangannya (Ruhaena, 2015). Pakar dalam bidang perkembangan kanak-kanak percaya bahwa bermain adalah cara terbaik bagi anak-anak mempelajari konsep yang kemudian digunakan untuk mempelajari hal-hal baru dimasa datang (Puteh & Ali, 2011).
Menurut Cochrane Efal perkembangan dasar kemampuan membaca pada anak usia 4-6 tahun berlangsung dalam lima tahap yakni:
Pertama tahap fantasi ( magical stage )
pada tahap ini anak mulai belajar menggunakan buku, mulai berpikir bahwa buku itu penting. melihat, membolak-balik buku dan kadang-kadang membawa buku yang disukai.
Sikap orang tua atau guru hendaknya dapat memberi dan menunjukkan contoh perlunya membaca, membacakan sesuatu pada anak, dan membicarakan isi buku.
Kedua, tahap pembentukan konsep diri (self concep stage) Anak memandang dirinya sebagai pembaca dan mulai melibatkan diri dalam kegiatan membaca, pura-pura membaca buku, memberi makna pada gambar atau buku meskipun tidak cocok dengan tulisannya. Sikap orang tua atau guru memberikan rangsangan dengaan jalan membacakan sesuatu pada anak, memberi akses pada buku-buku yang diketahui anak dan senantiasa melibatkan anak dalam membacakan berbagai buku.
Ketiga, tahap membaca gambar (bridging reading stage) tahap dimana anak menjadi sadar bahwa pada apa yang dilihat  tampak serta dapat menemukan kata yang sudah dikenal, dapat mengungkapkan kata-kata yang memiliki makna dengan dirinya, dapat mengulang kembali cerita yang tertulis dan anak sudah mengenal abjad. Sikap orang tua/guru membacakan sesuatu pada anak, menghadirkan beberapa kosa kata pada lagu dan puisi serta memberikan kesempatan menulis sesering mungkin.
Keempat, tahap pengenalan bacaan (take of reader stage) anak mulai menggunakan tiga sistem isyarat (graphonic, semantic dan syntactic ) secara bersama-sama. Anak mulai tertarik pada bacaan, mulai mengingat kembali cetakan pada konteksnya, berusaha mengenal tanda-tanda pada lingkungan serta membaca berbagai tanda seperti kotak susu, pasta gigi. Sikap orang tua/guru masih harus membacakan sesuatu pada anak sehingga dapat mendorong untuk membaca sesuatu pada berbagai situasi. (orang tua/ guru jangan memaksa anak membaca huruf secara sempurna).
Kelima, tahap membaca lancar (independen reader stage)
pada tahap ini anak membaca berbagai jenis buku yang berbeda secara bebas. menyusun pengertian dari tanda, pengalaman dan isyarat yang dikenalnya, dapat membuat perkiraan bahan-bahan bacaan. Pada tahap ini sikap orang tua/ guru masih tetap membacakan berbagai jenis buku pada anak. hal ini akan mendorong anak untuk memperbaiki bacaannya, membantu menyeleksi bahan-bahan bacaan yang sesuai serta mengajarkan cerita yang berstruktur.
Pada era globalisasi seperti sekarang ini telah terjadi kemajuan yang sangat pesat pada bidang teknologi informasi. Kemajuan itu menuntut dukungan budaya baca tulis, yaitu perwujudan perilaku yang mencakup kemampuan, kebiasaan, kegemaran, dan kebutuhan baca tulis. Anak sangat perlu dikenalkan literasi sedini mungkin, berawal dari kebiasaan orang sekitar terutama ayah dan ibunya akan sangat membantu anak dalam hal literasinya.




PENUTUP
Literasi merupakan salah satu keterampilan keaksaraan (baca tulis) yang dapat menggunakan fasilitas scaffolding dalam penggunaan rancangan bahan pendidikan. Pada era globalisasi seperti sekarang ini telah terjadi kemajuan yang sangat pesat pada bidang teknologi informasi. Kemajuan itu menuntut dukungan budaya baca tulis, yaitu perwujudan perilaku yang mencakup kemampuan, kebiasaan, kegemaran, dan kebutuhan baca tulis. Anak sangat perlu dikenalkan literasi sedini mungkin, berawal dari kebiasaan orang sekitar terutama ayah dan ibunya akan sangat membantu anak dalam hal literasinya.

DAFTAR RUJUKAN
Christianti, Martha. (2013) Membaca dan Menulis Permulaan Untuk Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan Anak. 2(2). Retrieved from https://journal. uny.ac.id/ index.php/jpa /Article/View/3042
Fatoni, Faqih. (2012). Perkembangan Membaca untuk Anak. Retrieved from http://faqihfatony.blogspot.com/2012/12/makalah-perkembangan-membaca-untuk-anak.html. Diakses tanggal 2 Desember 2018
Pancaningrum, Novita. Pengenalan Baca Tulis Bagi Anak Usia Dini. Jurnal STAIN kudus. Retrieved from file:///D:/A%20KULIAH/SEMESTER%203/Perkembangan%20Bahasa %20AUD/Artikel%20membaca%20dan%20menulis%20UAS/jurnal%20uin%20bantenn.html
Ruhaena, Lisnawati. (2015). Model Multisensori: Solusi Stimulasi Literasi  Anak Prasekolah. Jurnal Psikologi. Volume 42 No 1. Retrieved from  https://jurnal.ugm.ac.id/jpsi/article/view/6942
Siwi, C. Paramitha. (2017). Proses Stimulasi Literasi Anak Prasekolah Oleh Guru. Universitas Muhammdiyah Surakarta. Retrieved from http://eprints.ums.ac.id/ 52646/11/FIX%20BANGET%20NASPUB.pdf



0 comments:

Post a Comment

 

Pendidikan Anak Usia Dini Template by Ipietoon Cute Blog Design